Jumat, 12 Mei 2017


DAMAI INDONESIA KU

PANCASILA DASAR NEGARA KITA BUKAN MEREKA YANG BUDAK HARTA
Created : Rizki Fauza Simbolon


Diakhir-akhir ini sudah sering dan familiar dimata kita terutama semua pengkomsumsi media kericuhan dimana-mana. Semakin banyak dan mulai menyebar ke seluruh nusantara negeri kita tercinta. Menjadikan suatu pelajaran berharga bagi generasi muda yang akan menjadi penerus dimasa mendatang. Indonesia tidak hanya milik sebagian kelompok atau bahkan golongan tertentu. Sebagai negara yang menyandarkan Pancasila sebagai dasar negara akan tetapi menjadikan NKRI sebagai puncak anutan dari yang kalian yakini. Semua jelas didasarkan karena tingkat keserakahan yang tinggi dan merasa golongan ini lah yang benar dan sesuai dengan Indonesia yang diinginkan.
Kericuhan terjadi belakangan ini yang banyak beredar dan meramaikan media kita yakni tentang kepemimpinan di negara kita. Gara-gara satu orang kecil yang mengguncangkan indonesia bahkan dunia. Sehingga mengakibatkan timbul kotak-kotak dalam masyarakat menjadi satu golongan dan masing-masing golongan berusaha untuk saling menjatuhkan. Dapatkah kita salahkan beliau? Coba lah berusaha untuk berpikir, sesekali gunakan isi kepala secara bersih. Karena memang kewajiban kita sudah jelas yakni di perintah untuk menggunakan isi yang ada di atas tubuh dalam tulang tenggorang untuk di pakai secara terpadu pula. Hanya karena masalah kepemimpinan mampu merusak tatanan kesatuan NKRI yang senantiasa 3,5 abad di pejuangkan dengan darah-darah yang rela untuk di tumpahkan dan kurang lebih hampir mencapai 72 tahun di pertahankan lalu di rusak dengan implementer-implementer yang memang merasa bahwa golongan mereka yang terbaik dan yang harus di ikuti dengan golongan lain.
Indonesia. Negara kepulauan yang luas dan terbentang dengan susunan kesatuan yang sangat strategis, terporak poranda hanya karena politik untuk mensejahterakan segolongan lapisan masyarakat dengan mengorbankan banyak jiwa. Inikah pemaknaan dari pancasila yang kalian pahami? Perlu kita ingat kembali Indonesia bukan Islam, kristen, hindu, buhda bahkan konghuchu. Indonesia bukan Jokowi, SBY, Ahok, Rezieq, atau bahkan Megawati sekalipun. Kita adalah negara yang di persatukan dengan keberagaman suku-suku dan budaya-budaya yang berbeda untuk satu tujuan yang sama yakni Indonesia yang Sejahtera. Berhenti untuk untuk berfikir pendek untuk suatu hal panjang. Bagi kalian yang pro terhadapnya (****) jangan mengatakan bahwa memang kalian yang benar dari sesiapapun karena boleh jadi yang kalian idolakan tersebut mampu mewujudkan apa yang kalian cita-cita kan sesuai apa yang generasi kalian harapkan kedepannya. Jangan seolah menjatuhkan semua tumpuan terhadap satu pilihan. Pernahkah kalian berfikir betapa kecewanya suatu kesetiaan jika di balas dengan sebuah penghianatan.
Bagi kalian yang kontra, tidak usah berusaha untuk terus menjatuhkan dengan merasa golongan kalian sempurna dan pantas jadi panutan golongan-golongan lain. Apa lagi dengan menjadikan agama sebagai sandaran hidup ber-indonesia. Sekali lagi kita camkan dalam pikiran kira bahwa indonesia bukan milik satu agama. Cukup dengan menentukan pilihan yang baik dan kembali untuk hidup sesuai dengan peraturan agama masing-masing. Karena begitu yakin kita pelajari bersama tidak ada satu agama pun di indonesia yang mengajarkan untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Pernahkan kalian berpikir untuk mendoakan agar pemimpin kalian menjadi seorang yang amanah dan dapat menjalankan tugasnya dengan baik agar senantiasa dia selalu dapat bertanggung jawab yang padahal itu memang sebgai tanggung jawab kita. Mampukah kalian untuk memberi kepastian kalau golongan kalian adalah yang memang pemilik surga yang sesungguhnya. Ingatlah surga belum mempunyai kavlingan yang menjadi tempat huni kita di kemudian hari. Jadi jangan menjadikan sesuatu yang hal menjadi tolak ukur dalam kepantasan kalian dalam kelayakan kalian sebagai pemilik surga.

Mulailah diri pribadi masing-masing untuk membentuk sebuah perubahan besar. Coba untuk menjadikan diri sebagi tolak untuk bagaimana hidup berpancasila seperti yang dimaksudkan bagi perumus-perumus pancasila. Di ciptakan bukan unutk saling bercerai-berai melainkan untuk saling kenal mengenal. Berhentilah mengartikan pancasila menurut artian pribadi dengan mengesampingkan pendapat baik orang lain. 

@gerakan persatuan.
#rifas_lon.uwaisal-qarni 

Senin, 17 April 2017


Menikmati Indahnya Ber-islam
Dengan Embanan Tugas Sebagai Khalifah
created: rizki fauza simbolon


Islam itu indah yang mana di sana terdapat banyak sekali ketetapan keindahan. Mungkin bisa di katakan sebagai peraturan yang mengikat yang mana jika sesuai akan selamat dan melenceng maka kiamat. Semua yang ada dalam kehidupan sudah tertata rapi dan terperinci sedemikian rupa. Yakni disana telah dijadikan panutan dan pedoman bagaimana menusia untuk menjadi manusia. Terkadang memang kita tidak merasakan indahnya islam padahal kita beragama islam sendiri. Wajar karena kita tidak menikmati apa itu islam. Contoh ketika sedang berlibur jauh dari rumah sementara banyak beban pekerjaan yang kita tinggalkan maka tinggalkan di kantor. Nah itu yang menjadi beban pikiran kita padahal pada saat itu kita sedang berapa dilingkungan bahagia pastinya. Maka sangat wajar kalau kita tidak menikmati liburan yang kita laksanakan kala itu. Begitu juga dengan islam sangat wajar jika ada orang yang islam namun tak bahagia. Mungkin karena belum dia dapatkan islam yang sebenarnya atau karena dia tidak menikmati islam yang indah ini.
Kenapa kita tidak pernah puas dengan apa yang kita punya saat ini. Jelas karena kita memang hidup dimana untuk menjadi yang terbaik di atas yang terbaik. Justru islam juga tidak pernah melarang hal tersebut bahkan kita di suruh untuk terus berlomba-lomba melakukan kebaikan. Setelah di telaah lebih jauh untuk apa hal demikian kita lakukan. Dengan kita menebar kebaikan dengan orang lain maka tak heran kebaikan itu akan berbalik pada diri pribadi. Karena percaya atau pun tidak percaya hukum sebab akibat terus berlaku kapan dan dimana pun kita berada.
Tidak bisa di pungkiri bahwa dengan jelas kita saksikan tidak ada yang kurang pada bumi yang kita rasakan saat ini walau dan bagaimana pun kita mencari kesalahan tersebut. Karena jelas yang bertanggung jawab atas semua ini bukan lagi tangan makhluk melainkan tangan pencipta dari pada makhluk itu sendiri. Indahnya islam telah mengajarkan kita apa yang harus kita lakukan dari bangun tidur hingga tertidur lagi.
Lalu dengan apa kita sebenarnya kita harus berislam agar merasakan islam yang sesungguhnya. Bagaimana kita harus bersikap agar indahnya islam tersebut dapat kita rasakan. Apakah kita masih pantas untuk merasakan keindahan tersebut. Menjadi islam untuk merasakan masihnya islam bukanlah hal yang sulit bahkan mustahil kita lakukan. Mengapa demikian? Karena memang kita hanya mengikuti apa yang menjadi pedoman yang tidak mungkinada kekurangan padanya. Sama halnya dengan hal bernegara kita cukup berpacu pada undang-undang negara tersebut maka kita bisa dikatakan sebagai warna negara yang baik. Tidak sulit bukan? Yes, karena memang di buat peraturan agar menjadikan dan melatih ketaatan pada diri pribadi masing-masing. Atau jika ingin menambah indah islam bisa di racik dengan menambahkan :
#Membentuk lingkungan islam yang indah
Kita sebagai makhluk yang harus bersosial dan ingin merasakan yang namanya indahnya islam maka yang utama perlu kita bentuk ialah lingkungan. Lingkungan akan jadi seperti apa yang kita harapkan jika kita bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya. Lalu bagaimana untuk menciptakan lingkungan indah tersebut. Apakah sulit? Ya, tidak ada kata yang sulit bagi orang yang berusaha. Lalu apa yang kita lakukan? Hal utama yang dapat kita lakukan ialah memulai dari diri kita pribadi. Jika diri pribadi saja masih belum indah bagaimana mungkin kita akan mengindahkan lingkungan kita. Lingkungan bisa indah jika memang kita yang memulai dari lingkungan yang minoritas.
Bagaimana lingkungan yang dikatakan indah tersebut. Lingkungan indah ialah lingkungan yang mana membuat sesorang merasa nyaman. Nyaman dalam artian dapat bernilai positif bagi yang menikmati. Walaupun mungkin pasti ada jiwa minorotas yang tidak sepaham atau berbeda pengertian. Namun itulah seni dalam kehidupan berkelompok. Dimana ada cinta selipkan sedikit benci untuk itu karena tak selamanya hitam itu jahat dan putih itu baik.
Lingkungan yang indah akan menjadikan tempat dimana kita akan nyaman saat berada didalamnya. Disana kita akan dapat saling merasakan suka duka bersama. Layaknya satu tubuh yang sakit dan akan membuat semua ikut merasakan. Lingkungan indah bukan hanya lingkungan yang nyaman di pandang mata namun nyaman di rasakan jiwa.

#Menyambung erat silaturahmi
            Keindahan islam juga terletak karena rasa persatuan yang mana akan dijadikan kekuatan untuk terus utuh menyeluruh hingga sulit untuk di goyahkan. Dengan membangun dan terus mempererat hubungan silaturahmi juga akan menambah rasa persaudaraan. Disinilah yang membuat islam berbeda dari agama lain. Oleh karena itu, indah bukan bukan berasal dari intern melainkan ekstern.
            Mungkin memang benar sulitnya mempersatukan sesuatu yang berakal. Padahal kewajiban untuk bersatu bukan hanya hal yang tidak penting, bahkan jika di telaah lebih jauh memang sudah diketahui semua hamba bahwasannya harus hidup berkolaborasi dengan manusia yang lain.
            Silaturahmi yang kita bangun dan terus kita kokohkan akan menjadikan kuatnya pondasi sebuah bangunan yang mana memang syaratnya sangat sulit untuk di penuhi. Namun, mulailah dari diri sendiri. Karena metode pembelajaran yang paling efektif dilakukan seorang guru adalah dengan keteladanan salah satunya. Jika kebenaran menjadi satu panutan maka akan menjadi janji sukses tujuan bersama meraih bersih, aman, dan nyaman sebuah cinta.

#goback
            Salah satu yang pernyataan yang memang membuktikan kalau islam memang benar-benar iya lah dengan di jadikan umat sebagai rahmat bagi semesta alam. Mengapa di ambil dari segi tersebut. Karena, yang pertama dari kata rahmat dan yang kedua adalah alam yang mana di jelaskan bahwa rahmat yakni pemberian nikmat yang sangat besar dari Allah kapada kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kalau itu indah? Yakni dengan bersyukur. Pandanglah kebawah dan rasakan apa yang ada pada diri kita saat ini.
            Menjadikan kita dewasa dengan berbagai cobaan yang merupakan jalan indah yang menindahkan. Maksudnya adalah islam indah tersebut dapat kita nikmati setelah kita diterpa rahmat dan di hias iman. Yang kedua yakni alamin, hal ini menunjukkan bahwa rahmat yang kita rasakan dalam berislam bukan untuk manusia muslim, mukmin, atau juga muttaqim melainkan untuk menyeluruh tanpa pandang buluh. Semua berhak mendapatkan indah islam. Karena islam bukan agama yang di buat untuk saling menjatuhkan melainkan untuk sama-sama untuk menopang untuk kokoh.
            Jadi, pada intinya kita akan dapat memandang yang namanya islam itu indah ialah dengan memperoleh rahmat dan digunakan untuk memanfaatkan alam. Dengan demikian menjadikan sesuatu yang berada di puncak sejahtera yang akan berbuah damai di hari kedepan yang permai.

@rifas_lon-uwais

#si_podahtif.islamituindah

Kamis, 30 Maret 2017

Ketika Konsumerisme Datang Melanda
Merusak Tatanan Cinta

Versi @Si_podahtif



Manusia di ciptakan memang dengan jiwa konsumerisme yang tinggi diantaranya di sempurnakan rasa dan sifat sabar sebagai penawarnya. Lalu apakah dengan itu kita harus berhenti mengkonsumsi? Kenapa? Bukankah kita di ciptakan dengan pola pemikiran yang luar biasa. Ketika sekarang membutuhkan sesuatu bisa jadi mungkin orang lain bahkan tak memerlukan barang tersebut lagi. Namun disisi lain ada yang orang lain butuhkan suatu yang sekarang kamu miliki namun tak bisa dia miliki karena berbagai hal. Semua tidak bergantung pada sebuah pengamatan. Oke, mungkin kita memiliki sesuatu yang istimewa menurut kita apakah kita juga bisa menjamin itu istimewa menurutnya.
Jiwa konsumerisme yang manusia miliki adalah hal yang wajar dan lumrah. Semua wajar memiliki sifat tersebut karena kita memang tercipta dari pusat yang satu dimana memiliki tujuan yang satu pula. Kadang kita tak pernah berpikir sangat mudah kita di beri kebebasan untuk melakukan berbagai hal-hal yang memang harus kita lakukan agar menjadikan diri kita luar biasa. Tapi, kita malah lebih cendrung terus mengikuti alur di dalam kehidupan yang terus membuat kita menenggelamkan kemampuan kita. Terus di doktrin bukan suatu yang istimewa namun tidak suatu yang buruk jika memang itu dalam hal yang baik. Lalu, kenapa kita harus terus sebagai objek, tak inginkah kita berbikir bagaimana indah nya hidup sebagai subjek. Coba kita coba tanya jujur pada di sendiri, sudah puaskah kita dengan kehidupan yang sekarang kita jalani.
Setiap ruang dan waktu yang di berikan di dunia harusnya kita gunakan untuk hal yang berguna. Baik itu untuk dri sendiri maupun untuk lingkungan. Mungkin kita semua tahu bahwasaannya memang benar tidak ada yang bisa bertahan hidup bila tidak di dampingi orang yang ada di sekitar kita. Perlu kita ingat kembali bahwasannya hidup berjamaah tidaklah akan berlangsung jika masih mementingkan dan menganut erat budaya konsumerisme. Terkadang kita tidak sadar bahwa dengan pola hidup yang seperti itu maka sulit kita untuk membaur dengan lingkungan. Namun, sulit untuk kita akui karena memang lumrah manusia terlahir dengan sikap egois dan mementingkan diri sendiri.

Sedangkan Adam AS saja yang sudah jelas hidup mewah disurga masih Allah berikan teman yakni Siti Hawa. Apakah kita mampu untuk terus mempertahankan sikap kita yang boros ndan enggan memikirkan orang lain. Jika memang sulit untuk menghentikan konsumerisme sebagai pola hidup, kenapa tidak mencoba menjadikan sikap dermawan sebagai obat.


Dunia Tercipta Dengan Menyatukan Cinta Saling Bantu Untuk Terus Bersatu
Karena Dunia Tercipta Untuk Manusia Yang Mau Berfikir

#Si_podahtif_klarifikasi
@bersama_untukOne

Rabu, 29 Maret 2017

Tuntutan hidup di zaman modern

Hidup Berpendidikan Tuntutan Di Jaman Modern
Sisi positif dari hal positif sudut pandang perwujudan
Agent of change
created : Rizki fauza simbolon

Di zaman yang sangat modern sangat menuntut untuk menjadikan manusia harus menjadi serbatahu. Manusia di tuntut untuk menjadi konsumen yang sangat dapat bermanfaat bagi orang lain. Kajian-kajian menjadi pusat dimana merupakan tempat yang jadi sangat populer bagi yang terserang virus konsumerisme. Pendidikan merupakan salah satu imbas dan di harapkan menjadi pusat yang sangat membantu menyambut perkembangan dan secara langsung bersinggungan langsung dengan badan zaman yang modern dan sangat menuntut tersebut.
Pendidikan menjadi tolak ukur untuk menentukan besar kecilnya pendapatan seseorang serta tinggi rendahnya jabatan seseorang. Hal ini yang menjadikan manusia sebagai yang bersinggungan langsung terhadap berlangsungnya zaman ini semakin berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin sehingga kadang melupakan ada hak orang lain yang wajib tidak boleh mereka lupakan. Hal ini yang menjadikan persaingan masyarakat semakin ketat untuk menaikkan taraf kehidupan keluarga.
Banyak diantara kita yang berperan langsung menjadi saksi dimana kerasnya kehidupan menjadikan manusia lebih lambat berkembang dan melestarikan hukum rimba dalam menjalani kehidupan mereka masing-masing. Karena hal ini yang kaya semakin merajalela dan yang miskin semakin melarat. Maka terjadilah petak-petak dalam masyarakat yang menjadikan rasa enggan untuk bersatu kembali.
Semakin banyak sekolah sebagai lemabaga pendidikan yang menawarkan pendidikan dengan berbagai macam program pendidikan yang dicari dan di harapkan orang banyak. Berbagai macam strategi dan siasat yang telah di buat dan dirumuskan pihak-pihak lembaga pendidikan. Hal ini di picu dengan gengsi dan pemisahan antar golongan masyarakat semakin sulit di satukan kembali. Inilah yang membuat jiwa persaudaraan semakin luntur dan melupakan adat dimana keharusan budaya tolong  menolong pun sulit terlaksana antar sesama manusia.
Pendidikan juga di jadikan sebagai pusat persaingan antar murid, baik dari segi biaya, kecerdasan, serta pola penerapan pendidikan. Terkadang juga di jadikan alat untuk meraup keuntungan demi mencapai kepentingan pribadi. Mana sekolah yang mempunyai biaya masuk dan bulanan yang tinggi itu sebagai komunitas dimana tempat siswa-siswa yang berduit pula. Padahal mahalnya biaya pendidikan hanya sedikit bantuan untuk meningkatkan pola pikir siswa bisa tidak di ikutu dengan kemauan siswa itu sendiri. Begitu pun pola pendidikan, dengan penerapan pola pendidikan yang bagus dan terencana dengan sedemikian rupa, tidaklah seratus persen membantu anak dalam menjadinya seorang anak yang hebat kalau juga tidak seiring dengan minat anak tersebut, dengan contoh bila mana iya hanya sekolah berdasarkan kehendak dari keegoisan pihak lain yang membuat ketetapan mutlak dari sang anak.
Mungkin sudah tidak asing bagi kita tentang maraknya tawuran antar pelajar. Hal tersebut juga dipicu atas dasar persaingan yang mana golongan meraka berusaha untuk terus berusaha untuk menjadi yang teratas. Padahal mereka tidak tahu dampak buruk yang akan menimpa meraka jika doktrin tentang gengsi, strata dan pola organisasi ini terus meracuni otak mereka. Hal ini akan menjadi dampak buruk yang akan mereka terima dan tidak hanya mereka kita sebagai masyarakat saksi sebagai responden juga akan merasakan dampak tersebut. Cepat akan lambat akan kita rasakan walaupun tidak kontak secara langsung, bahkan bisa saja menjadi bomerang untuk kita pribadi masing-masing.
Di tinjau dari satu sisi, semua jenis pendidikan berniat untuk mencerdaskan generasi bangsa kedepannya. Dimana harus saling bersaing menjadikan generasi penerus seperting yang di anjurkan sebagai mana yang di anjurkan dalam pancasila sebagai dasar yang kongkrit dalam negara kita khususnya. Persaingan tersebutlah terkadang yang membuat ada penyelewengan niat sehingga rencana awal yang di buat kadang menyimpang dikarenakan banyaknya godaan dalam menjalani kehidupan yang memang pada dasarnya terus menuntut menjadi pusat mencari kepuasan diatas kepuasan.
Persaingan pendidikan yang semakin sulit di dapatkan bagi masyarakat kecil dan menjadi pusat beradu gengsi masyarakat atas bukanlah keinginan dan tujuan dari pendidikan yang sebenarnya. Hal yang demikian akan berdampak buruk bagi pelajar yang niat awal untuk mencerdaskan menjadi pusat pembeda antar pelajar, sehingga cendrung terjadi penyimpangan-penyimpangan dan akibat terjadi tawuran antar pelajar, mabuk-mabukan dan kenakalan-kenakalan remaja yang lain. Sekolah yang merasa di atas akan memandang rendah sekolah-sekolah lain yang mungkin derajatnya lebih dari pada sekolah itu.
Bukan hanya sekolah yang demikian, ini juga berakibat pada siswa yang belajar sebagai bagian dalam sekolah tersebut. Tujuan menjadi lebih baik juga kadang terabaikan karena mengangap remeh kawan-kawan yang lainnya. Sehingga yang merasa di bawah merasa tidak mungkin bersaing dan memupuskan niatnya untuk terus menjadi yang terbaik atau bahkan menyimpang menjadi nakal karena ingin dianggap dengan cara yang salah dengan cara membuat suatu keributan dan lain sebagainya.
Siswa juga lebih sulit diatur dimana disaat itulah saat dimana meraka ingin menemukan jati dri mereka masing-masing dan lebih suka bertingkah keluar batas. Siswa juga banyak melakukan hal yang belum mereka lakukan dan bila hal itu tidak mendapat kontrol yang baik dari pihak sekolah yang di bantu dengan pihak keluarga dan lingkungan pastinya akan terjerumus kepada hal yang negatif. Proses menuju dewasa yang dialami lumrahnya di usai remaja atau usia dimana waktu yang cocok untuk menempuh pelajaran akan menjadi rintangan bagi guru-guru di sekolah. Mereka harus memberi perhatian yang lebih ekstra untuk melindungi muridnya agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang menyimpang. Namun banyak sudah banyak guru yang juga berpikir tidak lagi berusaha membuat generasi muda menjadi generasi penggerak melainkan guru hanya mengajar untuk melepas tanggung jawab yang di embankan kepadanya. Oleh karena itu, maka tujuan dari pada sekolah yang sebenarnya menjadi tidak tercapai dan tidak sesuai dengan apa yang di tetapkan dalam visi dan misi sekolah yang dulunya berniat menjadikan sekolah sebagai motorik perubahan bangsa.
Sukses berjalannya visi dan misi sekolah adalah dengan adanya kerja sama dalam banyak pihak terutama sekolah dan pihak keluarga. Pemerintah juga telah membantu mewujudkan bagaimana menciptakan pelajar yang mana akan menjadi generasi perubahan dengan berbagai macam cara. Di antaranya dengan menciptakan kurikulum yang harapannya akan memajukan pola pikir generasi mendatang. Namun telah banyak kita menyaksikan penyelewengan-penyelewengan yang di lakukan pihak-pihak yang mengatas namakan pemerintah untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itulah terkadang banyak jugde buruk yang di tujukan ke pemerintah. Jadi, yang menjadi tajuk utama dalam pembahasan kali ini iyalah menjadikan tanggung jawab sebagai modal utama dalam menetapkan pemimpin. Ini merupakan salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk membantu terselenggaranya pendidikan yang benar-benar dengan tujuan yang sebenarnya yakni sebagai pencetak generasi perubahan.
Dengan menetapkan dan memilih peminpin yang benar- benar dapat bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Maka, dapat sedikit meringankan beban kita dan dapat membawa perubahan menjadi yang lebih baik pada negara umumnya dan pada diri kita pribadi khususnya. Pemimpin yang memang mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan iyalah orang yang memang harus cerdas dalam segala hal. Karena yang iya tangani iyalah negara kedepannya bukan hanya pada priode-nya saja. Salah dalam penetapannya maka akan berakibat buruk pada kita baik semua pada umumnya. Oleh karenanya sebaiknya dilakukan secara cermat dan tidak ada unsur keterpaksaan dan unsur lainya yang menjadikan pemilihan tidak sesuai dengan kenerja atau bekal yang iya bawa. Sebagai contohnya mungkinkah seorang sarjana ekonomi menjadi menteri pendidikan? Hal ini mungkin terjadi jika pemilihannya terdapat unsur keterpaksaan, kekerabatan dan lain-lainnya yang padahal memang jabatan tersebut tidak sesuai dengan apa yang telah membekali dirinya.
Kesalahan yang mendasar dalam pendidikan di Indonesia ialah dikarenakan dengan maraknya badan yang bersangkutan dalam pendidikan itu yang tidak sesuai dengan bidangnya atau juga karena ketidak siapa menerima tugas yang di embannya ketika meraka di terjunkan dalam dunia pendidikan. Sebagai contoh kita dapat kita ambil dari wilayah yang terpencil. Ketika kurangnya tenaga pendidik yang kurang berpotensi atau potensinya kurang sesuai dengan tugas yang di embankan kepadanya sehingga tidak dapat mengoptimalkan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya dan oleh karena itu lah sulit diciptakan tenaga pendidik yang profesional sehingga sulit untuk memajukan kwalitas peserta didik. Contoh lain yang dapat kita ambil lain ialah dengan banyak di daerah yang kekurangan guru sehingga guru yang ada mengambil bagian yang memang mereka tidak kuasai sebelumnya sehingga sulit bagianya untuk mengemban tugas yang di berikan sementara kewajiban tersebut memang harus wajib ada pada bagian dari sekolah.
Semua yang terjadi di pendidikan memang tidak terlepas dari peran masyarakat dan pemerintahan. Adanya kerja sama antar keduanya akan membantu menjadikan atau menciptakan pendidikan yang memang betul-betul maksimal dan berkwalitas. Memang tidak mudah untuk diciptakan. Karena yang namanya generasi perubahan itu bukan generasi sembarangan akan tetapi memerlukan usaha yang tidak mudah untuk membentuknya. Banyak syarat yang harus di penuhi untuk mewujudkannya. Antara lain dengan sungguh-sungguh dan komitmen dari masing-masing yang bersangkutan.
Dilihat dari segi mana pun pendidikan adalah hal yang wajid di dapatkan oleh setiap manusia, baik yang muda, remaja, dewasa bahkan yang tua sekalipun. Bahkan betapa pentingnya pendidikan banyak program pendidikan yang di ajukan pemerintah untuk bagaimana supaya pendidikan yang berkwalitas. Namun, karena berbagai hal sering terhambat dan akhirnya gagal di aplikasikan. Bahkan hingga kini usaha penerapan pendidikan sebagaimana menciptakan yang di sebut agent of change belum ada yang dikatakan memasuki tahap berhasil. Seperti yang kita ketahui penetapan kurikulum yang terus berganti pun merupakan bagian dari usaha pemerintah. Namun belum ada hasil yang menunjukkan keberhasilan. Salah satu solusi yang harus di terapkan dan di haruskan bagi setiap organ yang menginginkan keberhasilan indonesia kedepannya iyalah dengan mewajibkan budaya baca bagi seluruh masyarakat. Yang sama-sama telah kita ketahui bahwa dengan membaca kita telah membuka jendela dunia. Mungkin dengan penerapan kewajiban membaca dapat membantu mewujudkan upaya pemerintah untuk membuat indonesia yang lebih baik. Karena kita sama-sama mengetahui bahwa budaya minat baca yang ada di indonesia sangat lah kurang bahkan memegang nomor urut dua dari yang paling bawah. Hal ini juga di sebabkan karena kurang dukungan dari pemerintah yang mana telah banyak kita temukan bahwasannya perpustakaan saja masih banyak yang belum memadai dan belum mempunyai buku yang memadai sebagai kriteria perpustakaan yang elit. Jadi, kita bisa menjadikan indonesia menjadi negara yang lebih baik dengan mengembangkan budaya baca. Maka dengan budaya baca telah berhasil di terapkan maka akan mempermudah menjadikan masyarakat yang pintar dan dengan masyarakat pintar tersebutlah maka semua akan mengetahui betapa pentingnya pendidikan. Dengan tidak ragu-ragu lagi untuk bahu membahu menjadikan pendidikan sebagai pusat perubahan. Di situlah akan menjadikan masyarakat indonesia yang benar-benar menjunjung tinggi ilmu dan dengan mudah meninggikan taraf hidup masyarakat.

Menuntut ilmu mati, tidak menuntut ilmu juga mati
Lebih baik menuntut ilmu sampai mati.
Dengan membuka buku sama dengan membuka jendela dunia

#Si_podahtif

@positif_bermodern

Kamis, 23 Maret 2017

Sudut Pandang Positif Dari Hal Positif

SISI PANDANG POSITIF DARI HAL POSITIF
SUDUT PANDANGAN @SI_PODAHTIF
DALAM BAHASAN NIKAH MUDA
created : Rizki fauza simbolon

#nikah muda
Nikah Muda mungkin sudah menjadi hal familiar yang kita dengar dalam kehidupan berkelompok, keluarga bahkan sebagai anggota dalam berpublik. Banyak pendapat yang juga sudah di paparkan, di bagikan bahkan di publikasikan tentang hal yang sangat familiar tersebut yakni nikah muda. Terus berkembang dan semakin hits di kalangan khalayak ramai, semakin lama semakin indah pula terdengarnya, mengapa demikian karena banyak hal yang mendukung penuh tentang hal tersebut, bahkan semacam mendoktrin otak dengan semua keindahan hal tersebut.
Memang indah terdengar seakan memecahkan cakrawala edukasi untuk terus dan terus memahami hingga sampai pengharapan menuju puncak dimana kebahagian lebih mudah di dapat belum lagi dengan dukungan yang menjadikan hal itu positif bahkan menjadi tolakan keharusan bagi para orang tua yang memang terdoktrin untuk hal itu.
Namun, @si_podahtif  tidak sependapat dengan hal tersebut, banyak hal yang menjadikan alasan baginya untuk di jadikan sebagai tolak ukur atau alasan ketidak selarasannya dengan hal itu, yang bahkan sudah menjadi hal super populer di kalangan manusia dan kaum remaja khususnya.
Mengubah pola pikir yang awal IYA menjadi MUNGKIN atau BISA JADI TIDAK memang sangat sulit. Hal utama yang di kumpulkan untuk dijadikan dukungan adalah sumber. Ibarat penyusunan skripsi bagi para mahasiswa takkan berjalan sebelum dapat masalah dan dengan didapatnya masalah bebas dan mahasiswa tersebut pun bebas untuk menyelesaikan dengan cara dan metode apa.
Diantaranya hal yang menjadi permasalahan dan di gunakan sebagai pokok utama yang di bahas yakni:
#nikah
Tidak sedikit ayat al-quran bahkan di dukung dengan banyak hadits, diantaranya :
v “maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat ....”(QS. An-nisa : 3)
v “dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”.(adz Dzariyat: 49)
v “Hai manusia, bertakwalah kepada tuhan-mu yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakkan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah SWT, yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya, terutama mengenai hubungan kekerabatan. Sesunggihnya Allah SWT adalah pengawas atas kamu”.(An-nisa: 1)
v Dan lain-lain
Serta hadits nabi mengatakan bahwa dengan menikah telah menyempurnakan separuh dari agama, sungguh luar biasa nikah ini. Rasanya sempurnalah agama dengan dilaksanakan pernikah antara kita.
Apakah kita tidak berpikir ?
Oke, kamu memang menyempurnakan separuh agamamu dengan jalan pernikahan. Sudahkah kamu berpikir dengan niatmu menyempurnakan agamamu yang separuh kalian mampu berdua untuk menyempurnakan agama kalian yang separuh lagi agar lebih utuh menyeluruh. Dengan modal yang seperti itu kamu mungkin dapat meyakinkan orang lain untuk berusaha untuk meluruskan niat. Tapi, tidak untuk diri sendiri. Ingatlah semua bukan hanya perkara yakin dan bisa melainkan sanggup dan tanggung jawab.
·        Yakin dengan umur yang sedemikian dapat masing-masing mengontrol emosi berdua ?
·        Yakin dengan umur sedemikian dapat bertanggung jawab rohani islam yang sama-sama berbekal pengenalan ?

#ingat dengan mengambilnya dari orang tuanya maka dia milikmu bebas dirimu perlakukan dia setelah menjadi milikmu, tapi ingat salahnya juga menjadi salahmu. Masih yakinkah untuk mengambil beban besar tersebut? Sudah cukupkah ilmu sampai kesana?
·        Yakinkah dapat menjaga dan terus mengayomi si bengkok tersebut
#muda
Memang kita tidak tau hidup sampai kapan, apa karena itu kita memilih untuk menikah lebih cepat. Tidak ingatkah kalian dengan janji allah bahwa @jodoh_pasti_bertemu. Takut ketuaan atau takut karena tampang seperti itu jadi harus segera mencari dan harus segera menerima yang datang.
Stay be calm-lah semakin muda menikah semakin lama tanggung jawab yang di embankan kepadamu. Sudah siapkah untuk terus mendapatkan masalah dan siaga untuk menghadapi berdua. Tampang? Itu mukjizat terbesar kamu tidak usah takut semua itu sempurna tergantung cara kita menerima. Bagaimana dengan pendidikan dan ilmu yang lain yang belum di dapat ?
#pendidikan
Kembali ke #muda bagaimana dengan pendidikan dan ilmu yang lain yang belum di dapat ?. “Bisalah di selesaikan seiring dengan telah berlangsungnya pernikahan”!! apakah yakin akan kondusif ? ingat setelah ini kewajiban kalian bertambah masih sempatkan untuk konsentrasi sementara pikiran bercabang.
Apakah tidak tertarik untuk bebas berkarier terlebih dahulu? Ingat tidak selamanya kita harus diam dirumah dan bukan berarti kita tidak boleh terjun berkarya. Dengan demikian apa bekal yang sudah anda siapkan. Kita takkan tau kehidupan selanjutnya akan semanis gula atau bahkan sepahit empedu. Setidaknya bergerak dahulu terus berinvestasi buat cadangan di hari mendatang.
#bekal
Pendidikan yang menjadi tolak ukur suatu ilmu dimana dengan tingginya tingkat pendidikan maka menjadikan tinggi pula derajat dan kedudukan seseorang. Walau pun sebenarnya tidak semua yang mempunyai title pendidikan dapat mempertanggung jawabkan ilmu sesuai kapasitas titlenya.
Namun dengan pendidikan secukupnya dan mampu mempertanggung jawabkannya merupakan modal penting yang dalam pembahasan pernikahan. Nikah sangat memerlukan ilmu yang siap untuk di realisasikan. Modalnya tidak hanya materi sesuaikan syarat yang sudah menjadi rahasia umum dalam hidup berkeluarga dalam bermasyarakat. Setidaknya jangan menjadi buah bibir kalau itu merupakan sesuatu yang negatif.
#sanggup
Berkata memang cendrung lebih mudah, namun bisakah untuk lebih berpikir bukan hanya perkara fisik dan mental. Perkara ini akan menjadi tanggung jawab yang tidak kecil. Oke-lah nanti bisa di selesaikan sama-sama. Terlalu naif si lidah itu berkata, terlalu mudah dia bergerak tapi sungguh tidak seperti membalikkan telapak tangan. Kita semua juga berpikir pun demikian dan kita percaya itu.
Pikir kembali !! dengan menikah di usiamu yang masih sangat muda itu bisakah kau menjamin untung membersihkan rumahmu yang dulunya hanya membersihkan kamar, dapatkah kamu menjamin untuk membersihkan baju yang dulu hanya bajumu dan sekarang menjadi baju kita, dan siapkah kamu untuk menenangkan sibuah hati dan menjamin kenyamanan hidupnya. Ingat itu tanggung jawab yang harus di putuskan dari sekarang bukan setelah terjadi.
Jikalau hanya mode perkataan begitu mudahnya angin berlalu tapi yakinkah kita bahwa angin yang sama akan datang di waktu atau hari setelah ini. Dengan kayak gitu apakah kau yakin pernikahan bahagia? Ya karena semua kami lakukan berdua dan aku merasa senang hidup dengannya. Apa kamu dan dia dapat memastikan kalau sibuah hati akan berkata demikian juga.
#parents
Belasan bahkan puluhan tahun kita di besarkan mereka. Menjadikan suatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, suatu yang tidak tau menjadi serba tahu, serta menjadikan serta menjamin kehidupan untuk terus berlangsung.
Bertanggung jawab atas apa yang  kita lakukan selama ini dengan menjamin kehidupan kita dengan kehidupan mereka. Ingatlah itu bukan suatu yang yang kecil walau memang mereka tidak meminta untuk membalas perlakuan mereka tersebut. Karena memang sudah fakta dalam berkehidupan itulah sebenarnya di sebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa.
Namun demikian, pantaskah kita melepas tanggung jawab atas perlakuan tesebut. Sudah seberapa seringkah orang tua kamu buat untuk tersenyum sehingga kamu melepas kewajiban dengan memutuskan untuk nikah muda. Memang tidak ada pengharapan yang akan diminta namun membuatnya tersenyum setidaknya mampu membuat restu bertabur di atas buih-buih cinta dimasa berdua.
Mungkin kalian berpikir dengan menikah muda kalian mampu untuk membahagiakannya. Perlu kalian ketahui, lagi-lagi bahwa tanggung jawab yang kalian emban bukan lah seperti menyapu debu di sepetak kamar melainkan membersihkan seluruh ruas dan bagiian rumah. Mungkin bukan harta kalian yang mereka minta namun senyum pada raut keriput wajah mereka yang wajib kalian berikan.
#Si_podatif
Bukanlah sebuah kejelekan kalian dengan melangsungkan pernikahan di usia yang muda. Bahkan tidak sedikit juga hal positif yang kalian ambil untuk menghindari jutaan negatif diantaranya. Untuk dimiliki dan memiliki pada umumnya dan untuk menjaga dan di jaga pada khususnya. Ya, bukan suatu yang buruk bahkan bagus sekali di lihat dari segi pandang yang positif.
Disinilah dimana kita harus sedikit menggerakkan pola pikir yang mana kita selalu berpikir positif dengan pendapat orang yang di dukung orang-orang yang mana orang-orang tersebut mendapat dukungan dari orang-orang lainnya.
#nikah_muda memang dapat berpersan dimana masalah yang kita alami akan kita hadapi bersama. Memangnya dengan menikah tidak di usia muda tidak bisa menghadapi masalah dengan bersama, bahkan dengan seperti itu masalah yang di hadapi dapat lebih mudah diselesaikan dengan mudah karena telah sama-sama dewasa baik dalam bidang fisik maupun pola pikir. Menikah baik dilakukan dimana kita siap.
Siap dalam arti aku terima kamu untuk ku bukan untuk terlihat indah dimata orang lain, bukan untuk jadi beban berat yang nanti bakal menyusahkanmu  walaupun memang nanti suatu yang bengkok penuh dengan kekurangan, begitu pun yang telah di tetapkan terlahir dengan sejuta kekurangan tersebut. Dengan begitu kamu siap terima aku dan membimbing kekurangan ku menjadi sebuah keistimewaan mu dan aku akan berjanji untuk tidak menjadikan kekurangan mu menjadi beban melainkan sebuah kelebihan dari indahnya cinta kita dengan ilmu yang kubekali selama ini.
Kita akan membuat dimana indahnya keluarga yang mana di akui dan nyata dirasakan oleh buah hati tercinta. Akan aku usahakan menjadikan bekal yang menjadi modal utama ku menjadi siap hidup bersama mu. Bahkan bahagia yang kita rasakan juga dapat di akui intern mu dan ekstern kita.
Bahagia bukan apa yang kita katakan tapi apa yang kita rasakan bukan bukan apa yang kita sembunyikan tapi apa yang berhasil kita jujurkan, bukan apa yang kita tunjukkan tapi itu dengan apa yang kita telah berhasil maksimalkan.
Ikut sunah Rasul? Memang Rasul menikah di usia muda umur tapi tidak muda pemikiran. Ingat berapa mahar untuk Rasullah menikah Khadijah? Bukan jumlah yang sedikit,kan? , ingat dari umur berapa rasulullah berkarya? Bukan waktu yang singkat, kan?. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah menikah dimana beliau memang telah siap dalam segi fisik, mental maupun nurani. Beliau menikah dalam keadaan dimana semua siap. Jadi kalau memang mau menikah versi sunah Rasul kenapa di ikuti dalam segi umur bukan dari segi suksesnya.
Dengan cara khadijah? Bahkan menikah dengan versi khadijah lebih mudah dimana sudah benar-benar mampu untuk bersanding yang dewasa. Rasulullah juga menerima bukan dengan karena hal kecil melainkan karena hal memang benar-benar pemikiran matang. Kalau memang mau mengikuti sunah rasul kenapa Cuma setengah-setengah, emangnya mau di kasih harapan setengah-setengah juga. Atau dalam bahasa sekarang diphp-in. Sakit-kan?.
Tidak ada yang menyalahkan jika pilihan kamu memang sudah jatuh sama nikah di usia muda. Namun apakah ada yang menyalahkan nikah di usia siap. Takut kalau nanti terjerumus dalam zina, kalau takut terjerumus dalam zina ya jangan mencoba mendekati zina. Takut kalau terlanjur tua tak dapat jodoh, apakah tidak yakin dengan janji Allah kalau jodoh pasti bertemu dan semua di ciptakan berpasang-pasangan. Nikah muda juga tidak punya jaminan hidup bahagia sementara dengan menunda berhasil mengupayakan untuk berusaha berbekal untuk hidup bahagia.

#si_podahtif

@bekal_sukses_berbekal_pandangan_berbuah_pemikiran

Selasa, 06 Oktober 2015

tekat anak rantau

Anak rantau
created : Rizki Fauza simbolon

kesendirian
kegelapan di tengah malam tak ada yang saling memperdulikan
tak ada yang mau ambil urusan
mungkin ini menjadi takdir

tergores tinta di atas kertas
tanpa ada sepatah kata 
hanya buku dan pena ini
teman sepiku dimalam hari

biarkanlah segalanya 
mengalir bagaikan air
namun jika nanti tiba saatnya 
kamilah tokoh yang menggebrak dunia

kami punya cara kami
kami punya jalan sendiri
tanpa harus banyak cerita 
kami kader pengubah dunia

apa mungkin ada yang tau 
perasaan hati ini 
karena sesungguhnya, entah apa yang ingin ku perbuat
di dalam kesendirian ini

bagaikan air yang mengalir 
terus sampai nanti tiba saatnya
kami mulai bergerak dengan satu tujuan pasti 
karena kami yakin indonesia butuh kami