Kamis, 23 Maret 2017

Sudut Pandang Positif Dari Hal Positif

SISI PANDANG POSITIF DARI HAL POSITIF
SUDUT PANDANGAN @SI_PODAHTIF
DALAM BAHASAN NIKAH MUDA
created : Rizki fauza simbolon

#nikah muda
Nikah Muda mungkin sudah menjadi hal familiar yang kita dengar dalam kehidupan berkelompok, keluarga bahkan sebagai anggota dalam berpublik. Banyak pendapat yang juga sudah di paparkan, di bagikan bahkan di publikasikan tentang hal yang sangat familiar tersebut yakni nikah muda. Terus berkembang dan semakin hits di kalangan khalayak ramai, semakin lama semakin indah pula terdengarnya, mengapa demikian karena banyak hal yang mendukung penuh tentang hal tersebut, bahkan semacam mendoktrin otak dengan semua keindahan hal tersebut.
Memang indah terdengar seakan memecahkan cakrawala edukasi untuk terus dan terus memahami hingga sampai pengharapan menuju puncak dimana kebahagian lebih mudah di dapat belum lagi dengan dukungan yang menjadikan hal itu positif bahkan menjadi tolakan keharusan bagi para orang tua yang memang terdoktrin untuk hal itu.
Namun, @si_podahtif  tidak sependapat dengan hal tersebut, banyak hal yang menjadikan alasan baginya untuk di jadikan sebagai tolak ukur atau alasan ketidak selarasannya dengan hal itu, yang bahkan sudah menjadi hal super populer di kalangan manusia dan kaum remaja khususnya.
Mengubah pola pikir yang awal IYA menjadi MUNGKIN atau BISA JADI TIDAK memang sangat sulit. Hal utama yang di kumpulkan untuk dijadikan dukungan adalah sumber. Ibarat penyusunan skripsi bagi para mahasiswa takkan berjalan sebelum dapat masalah dan dengan didapatnya masalah bebas dan mahasiswa tersebut pun bebas untuk menyelesaikan dengan cara dan metode apa.
Diantaranya hal yang menjadi permasalahan dan di gunakan sebagai pokok utama yang di bahas yakni:
#nikah
Tidak sedikit ayat al-quran bahkan di dukung dengan banyak hadits, diantaranya :
v “maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat ....”(QS. An-nisa : 3)
v “dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”.(adz Dzariyat: 49)
v “Hai manusia, bertakwalah kepada tuhan-mu yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakkan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah SWT, yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya, terutama mengenai hubungan kekerabatan. Sesunggihnya Allah SWT adalah pengawas atas kamu”.(An-nisa: 1)
v Dan lain-lain
Serta hadits nabi mengatakan bahwa dengan menikah telah menyempurnakan separuh dari agama, sungguh luar biasa nikah ini. Rasanya sempurnalah agama dengan dilaksanakan pernikah antara kita.
Apakah kita tidak berpikir ?
Oke, kamu memang menyempurnakan separuh agamamu dengan jalan pernikahan. Sudahkah kamu berpikir dengan niatmu menyempurnakan agamamu yang separuh kalian mampu berdua untuk menyempurnakan agama kalian yang separuh lagi agar lebih utuh menyeluruh. Dengan modal yang seperti itu kamu mungkin dapat meyakinkan orang lain untuk berusaha untuk meluruskan niat. Tapi, tidak untuk diri sendiri. Ingatlah semua bukan hanya perkara yakin dan bisa melainkan sanggup dan tanggung jawab.
·        Yakin dengan umur yang sedemikian dapat masing-masing mengontrol emosi berdua ?
·        Yakin dengan umur sedemikian dapat bertanggung jawab rohani islam yang sama-sama berbekal pengenalan ?

#ingat dengan mengambilnya dari orang tuanya maka dia milikmu bebas dirimu perlakukan dia setelah menjadi milikmu, tapi ingat salahnya juga menjadi salahmu. Masih yakinkah untuk mengambil beban besar tersebut? Sudah cukupkah ilmu sampai kesana?
·        Yakinkah dapat menjaga dan terus mengayomi si bengkok tersebut
#muda
Memang kita tidak tau hidup sampai kapan, apa karena itu kita memilih untuk menikah lebih cepat. Tidak ingatkah kalian dengan janji allah bahwa @jodoh_pasti_bertemu. Takut ketuaan atau takut karena tampang seperti itu jadi harus segera mencari dan harus segera menerima yang datang.
Stay be calm-lah semakin muda menikah semakin lama tanggung jawab yang di embankan kepadamu. Sudah siapkah untuk terus mendapatkan masalah dan siaga untuk menghadapi berdua. Tampang? Itu mukjizat terbesar kamu tidak usah takut semua itu sempurna tergantung cara kita menerima. Bagaimana dengan pendidikan dan ilmu yang lain yang belum di dapat ?
#pendidikan
Kembali ke #muda bagaimana dengan pendidikan dan ilmu yang lain yang belum di dapat ?. “Bisalah di selesaikan seiring dengan telah berlangsungnya pernikahan”!! apakah yakin akan kondusif ? ingat setelah ini kewajiban kalian bertambah masih sempatkan untuk konsentrasi sementara pikiran bercabang.
Apakah tidak tertarik untuk bebas berkarier terlebih dahulu? Ingat tidak selamanya kita harus diam dirumah dan bukan berarti kita tidak boleh terjun berkarya. Dengan demikian apa bekal yang sudah anda siapkan. Kita takkan tau kehidupan selanjutnya akan semanis gula atau bahkan sepahit empedu. Setidaknya bergerak dahulu terus berinvestasi buat cadangan di hari mendatang.
#bekal
Pendidikan yang menjadi tolak ukur suatu ilmu dimana dengan tingginya tingkat pendidikan maka menjadikan tinggi pula derajat dan kedudukan seseorang. Walau pun sebenarnya tidak semua yang mempunyai title pendidikan dapat mempertanggung jawabkan ilmu sesuai kapasitas titlenya.
Namun dengan pendidikan secukupnya dan mampu mempertanggung jawabkannya merupakan modal penting yang dalam pembahasan pernikahan. Nikah sangat memerlukan ilmu yang siap untuk di realisasikan. Modalnya tidak hanya materi sesuaikan syarat yang sudah menjadi rahasia umum dalam hidup berkeluarga dalam bermasyarakat. Setidaknya jangan menjadi buah bibir kalau itu merupakan sesuatu yang negatif.
#sanggup
Berkata memang cendrung lebih mudah, namun bisakah untuk lebih berpikir bukan hanya perkara fisik dan mental. Perkara ini akan menjadi tanggung jawab yang tidak kecil. Oke-lah nanti bisa di selesaikan sama-sama. Terlalu naif si lidah itu berkata, terlalu mudah dia bergerak tapi sungguh tidak seperti membalikkan telapak tangan. Kita semua juga berpikir pun demikian dan kita percaya itu.
Pikir kembali !! dengan menikah di usiamu yang masih sangat muda itu bisakah kau menjamin untung membersihkan rumahmu yang dulunya hanya membersihkan kamar, dapatkah kamu menjamin untuk membersihkan baju yang dulu hanya bajumu dan sekarang menjadi baju kita, dan siapkah kamu untuk menenangkan sibuah hati dan menjamin kenyamanan hidupnya. Ingat itu tanggung jawab yang harus di putuskan dari sekarang bukan setelah terjadi.
Jikalau hanya mode perkataan begitu mudahnya angin berlalu tapi yakinkah kita bahwa angin yang sama akan datang di waktu atau hari setelah ini. Dengan kayak gitu apakah kau yakin pernikahan bahagia? Ya karena semua kami lakukan berdua dan aku merasa senang hidup dengannya. Apa kamu dan dia dapat memastikan kalau sibuah hati akan berkata demikian juga.
#parents
Belasan bahkan puluhan tahun kita di besarkan mereka. Menjadikan suatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, suatu yang tidak tau menjadi serba tahu, serta menjadikan serta menjamin kehidupan untuk terus berlangsung.
Bertanggung jawab atas apa yang  kita lakukan selama ini dengan menjamin kehidupan kita dengan kehidupan mereka. Ingatlah itu bukan suatu yang yang kecil walau memang mereka tidak meminta untuk membalas perlakuan mereka tersebut. Karena memang sudah fakta dalam berkehidupan itulah sebenarnya di sebut dengan pahlawan tanpa tanda jasa.
Namun demikian, pantaskah kita melepas tanggung jawab atas perlakuan tesebut. Sudah seberapa seringkah orang tua kamu buat untuk tersenyum sehingga kamu melepas kewajiban dengan memutuskan untuk nikah muda. Memang tidak ada pengharapan yang akan diminta namun membuatnya tersenyum setidaknya mampu membuat restu bertabur di atas buih-buih cinta dimasa berdua.
Mungkin kalian berpikir dengan menikah muda kalian mampu untuk membahagiakannya. Perlu kalian ketahui, lagi-lagi bahwa tanggung jawab yang kalian emban bukan lah seperti menyapu debu di sepetak kamar melainkan membersihkan seluruh ruas dan bagiian rumah. Mungkin bukan harta kalian yang mereka minta namun senyum pada raut keriput wajah mereka yang wajib kalian berikan.
#Si_podatif
Bukanlah sebuah kejelekan kalian dengan melangsungkan pernikahan di usia yang muda. Bahkan tidak sedikit juga hal positif yang kalian ambil untuk menghindari jutaan negatif diantaranya. Untuk dimiliki dan memiliki pada umumnya dan untuk menjaga dan di jaga pada khususnya. Ya, bukan suatu yang buruk bahkan bagus sekali di lihat dari segi pandang yang positif.
Disinilah dimana kita harus sedikit menggerakkan pola pikir yang mana kita selalu berpikir positif dengan pendapat orang yang di dukung orang-orang yang mana orang-orang tersebut mendapat dukungan dari orang-orang lainnya.
#nikah_muda memang dapat berpersan dimana masalah yang kita alami akan kita hadapi bersama. Memangnya dengan menikah tidak di usia muda tidak bisa menghadapi masalah dengan bersama, bahkan dengan seperti itu masalah yang di hadapi dapat lebih mudah diselesaikan dengan mudah karena telah sama-sama dewasa baik dalam bidang fisik maupun pola pikir. Menikah baik dilakukan dimana kita siap.
Siap dalam arti aku terima kamu untuk ku bukan untuk terlihat indah dimata orang lain, bukan untuk jadi beban berat yang nanti bakal menyusahkanmu  walaupun memang nanti suatu yang bengkok penuh dengan kekurangan, begitu pun yang telah di tetapkan terlahir dengan sejuta kekurangan tersebut. Dengan begitu kamu siap terima aku dan membimbing kekurangan ku menjadi sebuah keistimewaan mu dan aku akan berjanji untuk tidak menjadikan kekurangan mu menjadi beban melainkan sebuah kelebihan dari indahnya cinta kita dengan ilmu yang kubekali selama ini.
Kita akan membuat dimana indahnya keluarga yang mana di akui dan nyata dirasakan oleh buah hati tercinta. Akan aku usahakan menjadikan bekal yang menjadi modal utama ku menjadi siap hidup bersama mu. Bahkan bahagia yang kita rasakan juga dapat di akui intern mu dan ekstern kita.
Bahagia bukan apa yang kita katakan tapi apa yang kita rasakan bukan bukan apa yang kita sembunyikan tapi apa yang berhasil kita jujurkan, bukan apa yang kita tunjukkan tapi itu dengan apa yang kita telah berhasil maksimalkan.
Ikut sunah Rasul? Memang Rasul menikah di usia muda umur tapi tidak muda pemikiran. Ingat berapa mahar untuk Rasullah menikah Khadijah? Bukan jumlah yang sedikit,kan? , ingat dari umur berapa rasulullah berkarya? Bukan waktu yang singkat, kan?. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah menikah dimana beliau memang telah siap dalam segi fisik, mental maupun nurani. Beliau menikah dalam keadaan dimana semua siap. Jadi kalau memang mau menikah versi sunah Rasul kenapa di ikuti dalam segi umur bukan dari segi suksesnya.
Dengan cara khadijah? Bahkan menikah dengan versi khadijah lebih mudah dimana sudah benar-benar mampu untuk bersanding yang dewasa. Rasulullah juga menerima bukan dengan karena hal kecil melainkan karena hal memang benar-benar pemikiran matang. Kalau memang mau mengikuti sunah rasul kenapa Cuma setengah-setengah, emangnya mau di kasih harapan setengah-setengah juga. Atau dalam bahasa sekarang diphp-in. Sakit-kan?.
Tidak ada yang menyalahkan jika pilihan kamu memang sudah jatuh sama nikah di usia muda. Namun apakah ada yang menyalahkan nikah di usia siap. Takut kalau nanti terjerumus dalam zina, kalau takut terjerumus dalam zina ya jangan mencoba mendekati zina. Takut kalau terlanjur tua tak dapat jodoh, apakah tidak yakin dengan janji Allah kalau jodoh pasti bertemu dan semua di ciptakan berpasang-pasangan. Nikah muda juga tidak punya jaminan hidup bahagia sementara dengan menunda berhasil mengupayakan untuk berusaha berbekal untuk hidup bahagia.

#si_podahtif

@bekal_sukses_berbekal_pandangan_berbuah_pemikiran

2 komentar:

  1. Perbaiki tanda bacanya, lelah bacanya kalo sampe ke titik. Dibagian yang ini "Memang indah terdengar seakan memecahkan cakrawala edukasi untuk terus dan terus memahami hingga sampai pengharapan menuju puncak dimana kebahagian lebih mudah di dapat belum lagi dengan dukungan yang menjadikan hal itu positif bahkan menjadi tolakan keharusan bagi para orang tua yang memang terdoktrin untuk hal itu."

    BalasHapus